Jenis WAF untuk Kemajuan Bisnis Digitalisasi 2022

Pada artikel sebelumnya Arahmata sudah membahas seputar Fungsi Web Application Firewall (WAF) Serta Manfaat.

Nah, pada artikel kali ini akan membahas jenis WAF Berdasarkan basis teknologi.

WAF atau Web Application Firewall memiliki tiga jenis basis yang berbeda.

Berikut ini adalah jenis-jenis WAF :

Network based

WAF network based umumnya ditempatkan dekat aplikasi dan terpasang secara lokal.

Selain itu, WAF jenis ini sepenuhnya berbasis perangkat keras (hardware)

Pemasangan WAF network based diklaim mampu mengurangi latency serta mempermudah konfigurasi dengan skala lebih besar.

Cloud based

WAF cloud based lebih mudah diterapkan karena untuk mengalihkan traffic hanya memerlukan sistem domain sederhana atau perubahan proxy

Agar dapat menggunakan WAF cloud based Sobat  harus bekerjasama dengan pihak ketiga. 

Oleh sebab itu, pastikan Sobat Arahmata memilih penyedia jasa WAF yang andal dan terpercaya.

Host based

WAF host based adalah jenis yang paling mudah dikustomisasi dan terintegrasi penuh ke kode aplikasinya. 

Meski begitu, penggunaan WAF host based juga bisa menjadi lebih sulit karena masih mengandalkan local server. 

Agar dapat mengelola WAF secara maksimal, setidaknya Sobat Arahmata memerlukan tim tambahan seperti system analyst, developer, dan DevOps.

Itulah jenis-jenis WAF yang harus Sobat Arahmata ketahui.

Setiap jenis WAF memiliki fungsi dan kelebihan masing-masing. 

Pilihlah jenis WAF sesuai kebutuhan website atau aplikasi web yang Sobat Arahmata kelola.

Selanjutnya, Sobat Arahmata akan mempelajari tentang manfaat web application firewall.

Yuk, simak artikelnya sampai akhir.

Manfaat WAF

WAF menawarkan sistem keamanan website tingkat tinggi yang tidak dimiliki oleh firewall tradisional seperti IDSes atau IPSes. 

Dengan adanya WAF, ancaman serangan layer HTTP yang normalnya menembus firewall tradisional mampu dicegah secara maksimal. 

Berikut ini adalah beberapa manfaat WAF:

Mencegah serangan cross-site scripting (XSS) atau pembobolan keamanan web yang memungkinkan penyerang memasukkan script berbahaya. 

Meniru identitas user dan mengakses informasi penting secara langsung merupakan contoh dari serangan XSS.

Mencegah serangan SQL injection (SQi) atau eksploitasi kerentanan database dalam menjalankan query. 

Dalam kasus ini, memungkinkan penyerang untuk membuat dan merubah izin pengguna, hingga menghancurkan data sensitif.

Mencegah serangan Distributed-Denial-of-Service (DDoS).

Target penyerang adalah membebani server dan infrastrukturnya dengan traffic attacks

Server terus mengalami penurunan kecepatan hingga akhirnya tidak mampu memproses permintaan masuk dari pengguna yang sah.

WAF mencegah serangan malicious software (malware).

Malware adalah perangkat lunak yang biasanya digunakan oleh para hacker untuk mengeksploitasi dan merusak jaringan, server, hingga perangkat.

WAF dapat mencegah terjadinya web session hacking.

Biasanya penyerang menyamar sebagai authorized user untuk membajak session ID yang tersimpan dalam Uniform Resources Locator (URL) dan cookie.

Menarik banget ya Sobat Arahmata kalau bahas seputar keamanan website dan sejenisnya.

Sehingga pemilik bisnis memahami serta care dengan keamanan sistem aplikasi serta website yang digunakan Perusahaan. 

Jika Sobat Arahmata memiliki bisnis ber-lokasi di Jakarta dan bersedia di liput oleh Arahmata dan bisnis dapat tampil pada laman Matapreneur silahkan kontak via WhatsApp 081280129656 atau DM ke instagram @Arahmata.digital

Bagikan:

Get Our Newest Article Weekly

Dengan berlangganan, berarti Anda menyetujui kebijakan privasi, syarat dan ketentuan kami.