Merancang Strategi Kampanye Digital Marketing

Kampanye jika diibaratkan adalah sebuah pejalanan dari suatu titik menuju titik lain. Perencanaan kampanye adalah peta yang akan membimbing mencapai tujuan kampanye.

Landasan utama dari penyusunan strategi adalah tersedianya data-data yang diperlukan untuk memberikan pertimbangan terbaik. Mengapa strategi menjadi penting? Gregory dan Simmons (dalam Venus 2009) berpendapat bahwa strategi dan perencanaan yang baik dapat membuat tim kampanye bekerja lebih efektif dan efisien karena berkonsentrasi pada prioritas.

Selain itu tujuan serta target kampanye telah diidentifikasi dan ditetapkan pada tahap perencanaan, sehingga membuat alur kerja kampanye menjadi lebih jelas. Strategi kampanye juga diharapkan dapat meminimalisir kegagalan, mengurangi konflik internal maupun eksternal serta memperlancar kerjasama dengan pihak lain.

Strategi kampanye sebenarnya secara sederhana terdiri atas empat pertanyaan utama yakni: Apa yang ingin dicapai? Siapa yang akan menjadi sasaran? Pesan apa yang akan disampaikan? Dan Bagaimana menyampaikannya.

Sebuah strategi kampanye dimulai dengan pertanyaan apa yang ingin dicapai? Jawaban mengenai apa yang ingin dicapai harus terangkum dalam sebuah pernyataan tujuan yang spesifik.

Tujuan yang ditetapkan akan memberikan gambaran jelas kemana kampanye akan dibawa. Tujuan harus disusun dan dituangkan dalam bentuk tertulis dan bersifat realistis. Untuk memudahkan penyusunan  tujuan yang spesifik,  gunakan metode SMART (Spesific, Measurable, Achievable, Relevant, Time Based).

Siapa yang akan menjadi sasaran? Khalayak sasaran adalah sejumlah besar orang yang pengetahuan, sikap, dan perilakunya akan diubah melalui kegiatan kampanye. Brand harus menyadari bahwa tidak mungkin untuk menjangkau seluruh khalayak luas itu karena keterbatasan waktu, tenaga, personel dan biaya.

Demikian maka menjadi penting untuk melakukan pemetaan target dan segmentasi khalayak yang menjadi sasaran. Salah satu cara menentukan segmentasi dan target adalah dengan menggunakan pendekatan tiga tahap, yaitu segmening, targeting, dan positioning.

Kampanye selalu berawal dari sebuah gagasan. Gagasan-gagasan yang ada tersebut dikonstruksikan dalam bentuk pesan-pesan yang dapat diterima oleh khalayak. Sebuah pesan dapat disampaikan dalam berbagai bentuk, seperti: poster, spanduk, baligo, pidato, diskusi, iklan, dsb.  Apapun bentuknya pesan-pesan selalu menggunakan simbol, baik verbal maupun non verbal yang diharapkan dapat memancing respon khalayak

Sebuah pesan menempati posisi sangat penting dalam kampanye, karena inti dari kampanye adalah pesan. Agar pesan yang disampaikan mendapat respon dari khalayak maka pesan harus dirancang secara sistematis agar terciptanya kesamaan makna antara pelaku kampanye dan penerima pesan. Pesan dapat diibaratkan sebagai senjata yang akan menentukan kemenangan dalam sebuah perang.

Penggunaan senjata yang tepat akan mempermudah proses menuju kemenangan. Pesan kampanye yang disusun harus selaras dengan tujuan kampanye yang telah ditetapkan.

Dalam sebuah kampanye, gagasan-gagasan yang telah disusun tidak bisa begitu saja menembus isi kepala pemilih. Gagasan tersebut harus melewati medium untuk sampai dan diterima oleh khalayak. Proses transfer gagasan tersebut perlu melalui saluran kampanye. Lalu apakah itu saluran kampanye dan bagaimana mengelola saluran kampanye untuk kampanye yang berhasil?

The media are the central  actors in public communication campaigns

Seperti disampaikan Marshall McLuhan the medium is the message. Saluran kini tidak hanya berperan sebagai penyambung melainkan juga berperan sebagai pesan itu sendiri. Maka pemilihan saluran yang tepat akan menentukan apakah pesan yang disampaikan dapat diterima secara tepat oleh khalayak sasaran.

Memilih Saluran Kampanye

Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan seleksi media. Seleksi Media yakni menentukan media apa saja yang dapat dijangkau untuk digunakan sebagai saluran kampanye. Seleksi ini dilakukan karena setiap saluran memiliki karaktertistik yang berbeda dengan saluran lain.

Berikut kriteria yang sebaiknya dipertimbangkan saat melalukan seleksi media yang akan digunakan dalam kampanye:

  • Jangkauan. Persentase dari kelompok target yang memiliki peluang terekspos pesan dalam satu periode tertentu. Misalnya satu kali iklan televisi dapat menjangkau 300.000 penonton, satu kali diskusi di kantor desa menjangkau 50 kepala keluarga, satu kali tweet menjangkau 3000 folowers atau satu spanduk di gerbang desa dapat menjangkau 80 orang yang lewat setiap harinya.
  • Cakupan. Jumlah khalayak potensial yang dapat menerima pesan melalui saluran media. Cakupan menyangkut khalayak yang berpotensi untuk dijangkau sedangkan jangkauan jumlah audiens yang sebenarnya. Misalnya satu kali diskusi di kantor desa dapat menjangkau 50 kepala keluarga, dengan asumsi satu keluarga terdiri dari tiga orang yang memiliki hak pilih, maka cakupan yang diperoleh berjumlah 150 pemilih.
  • Frekuensi. Jumlah berapa kali khalayak terekspos oleh pesan dalam suatu periode waktu tertentu. Misalnya pesan Partai Perindo di televisi sebanyak tiga kali sehari.
  • Biaya. Meskipun dapat menjangkau khalayak yang lebih luas, namun kampanye di televisi nasional memerlukan biaya yang tinggi. Pelaku kampanye dapat mempertimbangkan untuk menggunakan televisi lokal dengan biaya yang lebih rendah.

Bagikan:

Get Our Newest Article Weekly

Dengan berlangganan, berarti Anda menyetujui kebijakan privasi, syarat dan ketentuan kami.