Penerapan konsep jatuh cinta sebelum bertemu,apakah anda percaya pada konsep tersebut? Sebab, itulah yang berusaha Anda bisa di capai dengan digital marketing. Di dunia serba online, impresi bisa dibentuk jauh sebelum seseorang bertatap muka atau menginjakkan kaki di suatu tempat.
Berbekal smartphone, koneksi internet, dan (tentunya) konten, siapa saja bisa menilai bagus tidaknya seseorang atau sesuatu dari jarak jauh tanpa bertemu secara langsung.
Bukan cuma itu saja, impresi pertama didapatkan dalam waktu super cepat. Tepatnya, seperempat detik saja. Ini lebih cepat daripada satu kedipan mata. Bisnis kuliner pun tak luput dari tren yang sama.
Apalagi 81 persen terlanjur terbiasa mencari rekomendasi restoran dan kuliner dari ponselnya. Begitu pula dengan 94 persen orang lainnya yang mencari informasi serupa melalui telpon genggam maupun perangkat dekstop.
Dapat dibayangkan betapa pentingnya impresi bagus bagi bisnis kuliner. Tanpa impresi positif, calon pelanggan (beserta uangnya) dapat hilang dalam sekejap. Mereka bisa saja lebih dulu pergi tanpa benar-benar sempat berkunjung ke resto atau cafe Anda.
Hal Itu tidak akan terjadi kalau Anda menjalankan digital marketing untuk bisnis kuliner. Lewat artikel ini, kami akan bantu Anda mendapatkan ide kreatif marketing restoran beserta cara meningkatkan pengunjung restoran.
Kenapa Bisnis Resto Perlu Digital Marketing? Agak sulit dipungkiri, pertanyaan ini pasti masih mengganjal di benak Anda. Seampuh apa sebenarnya digital marketing ini? Apa yang membuat strategi ini berbeda dari strategi marketing biasanya? Anda akan temukan jawabannya di bawah ini. Hampir Semua Orang Sudah Go Online.
Inilah alasan paling pertama dan sederhana. Kalau semua orang sudah merambah ke online, mengapa Anda tidak ikut melakukannya? Jumlah orang yang mengakses internet makin banyak. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia mencatat ada 171 juta penduduk Indonesia yang mengakses internet.
Angka ini setara dengan 64,8 persen keseluruhan penmemulai bisnis kulinerduduk Indonesia. Dengan jumlah pengguna sebesar itu, tidak mungkin kalau internet tidak mempengaruhi gaya hidup atau pola kehidupan sehari-hari penggunanya.
Bagikan:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Nextdoor(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru)